Bank Indonesia (Dok. Ist) |
Tajam.net - Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa gejolak global yang terus berlangsung dapat berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, diperlukan sinergi antar pemangku kepentingan untuk melindungi perekonomian nasional dari dampak tersebut.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 menyatakan bahwa stabilitas dan transformasi ekonomi nasional sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, kerja sama yang solid antara berbagai pihak adalah kunci.
"Dengan sinergi itu, insyaallah ekonomi Indonesia tahun 2025 dan 2026 akan menunjukkan kinerja yang cukup baik," ujar Perry dalam paparannya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024.
Presiden Prabowo Subianto juga menyoroti pentingnya sinergi dalam menjaga stabilitas mata uang. Menurutnya, BI telah berhasil mempertahankan nilai tukar rupiah meski menghadapi tantangan global yang berat.
Keberhasilan ini, lanjutnya, adalah hasil dari kolaborasi erat antara Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketiga lembaga ini menjadi garda terdepan dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Perry Warjiyo memaparkan bahwa nilai tukar rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang negara lain.
Pada 2024, rupiah hanya melemah sebesar 2,74% (point to point/ptp), jauh lebih baik dibandingkan Brasil (-15,57%) dan Turki (-14,38%).
Ia juga mengungkapkan peningkatan cadangan devisa Indonesia yang mencapai USD 151,2 miliar, naik USD 4,8 miliar dibanding akhir 2023. Hal ini mencerminkan keberhasilan BI dalam menjaga stabilitas eksternal.
Namun, Perry mengingatkan bahwa tantangan global masih ada. “Kita harus tetap optimistis dan memperkuat sinergi untuk melindungi bangsa dari dampak global,” ujarnya.
Kebijakan BI untuk 2025
Bank Indonesia telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2025.
Kebijakan moneter akan tetap difokuskan pada stabilitas, namun dengan tetap mempertimbangkan peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, BI akan terus menjalankan empat kebijakan lain, yaitu:
1. Kebijakan makroprudensial untuk stabilitas keuangan.
2. Kebijakan sistem pembayaran yang mendukung ekonomi digital.
3. Pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat pembiayaan ekonomi.
4. Ekonomi inklusif dan hijau sebagai upaya mendukung pembangunan berkelanjutan.
Lima Sinergi Kebijakan Utama BI
Untuk menjaga stabilitas ekonomi, BI merancang lima sinergi kebijakan:
1. Memperkuat stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
2. Meningkatkan permintaan domestik.
3. Meningkatkan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional.
4. Memperkuat pembiayaan melalui pendalaman pasar keuangan.
5. Mendorong digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi digital.
Pesan Presiden: Persatuan Adalah Kunci
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kolaborasi, kerja sama, dan persatuan adalah kunci keberhasilan sebuah bangsa.
Bank Indonesia dan pemerintah berharap, dengan sinergi yang semakin kuat, perekonomian Indonesia akan tetap tangguh menghadapi berbagai tantangan global.
“Sinergi, kolaborasi, kerja sama, persatuan, kerukunan, ini adalah rumus keberhasilan suatu bangsa. Ini adalah hasil dari sejarah. Hanya negara yang elite-nya bisa rukun dan bersatu, yang elite-nya bisa kerja sama negara itu akan bangkit,” ucap Presiden dalam sambutannya.