TfO0TSd7GpM9TSM9TpOiTpA8Gd==

Menghidupkan Kembali Kayutangan Heritage: Antara Sejarah dan Peluang Ekonomi

Menghidupkan Kembali Kayutangan Heritage: Antara Sejarah dan Peluang Ekonomi
Deretan pertokoan dan kafe yang ada di kawasan wisata Kayutangan Heritage, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (24/11/2024). (Dok. ANTARA)

TAJAM.NET - Gemerlap lampu-lampu di kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang, Jawa Timur, kini menjadi simbol kebangkitan kawasan bersejarah ini. Dahulu dikenal sebagai pusat bisnis pada masa kolonial, Kayutangan sempat meredup, meninggalkan cerita sejarah di balik gedung-gedung tua yang berjajar di sepanjang Jalan Basuki Rahmad.

Kayutangan pada masa kolonial didesain menyerupai kota-kota di Eropa. Salah satu ikon sejarahnya adalah Gereja Katolik Hati Kudus Yesus, yang lebih dikenal sebagai Gereja Kayutangan. Namun, seiring waktu, kejayaan kawasan ini perlahan memudar. Meski beberapa pertokoan dan sektor perbankan tetap bertahan, gemerlap Kayutangan seperti hilang ditelan zaman.

Namun, nilai sejarah yang melekat di kawasan ini tidak dibiarkan begitu saja. Wali Kota Malang periode 2018–2023, Sutiaji, mencetuskan ide sederhana untuk menghidupkan kembali kawasan ini, menjadikannya destinasi wisata mirip Malioboro di Yogyakarta.

"Kami ingin menjadikan Kayutangan sebagai ikon wisata sejarah Kota Malang," ujarnya pada kesempatan sebelumnya.

Langkah pertama diambil dengan menambah lampu-lampu berarsitektur khas yang mulai menghiasi kawasan itu sejak Januari 2022. Perubahan sederhana ini menarik perhatian wisatawan yang sekadar ingin menikmati udara sejuk dan suasana Kayutangan.

Efek domino dari revitalisasi ini mulai terasa. Menurut data Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, kunjungan wisatawan di Kayutangan Heritage mencapai 640 ribu orang pada periode Januari-Oktober 2024, dengan mayoritas wisatawan berasal dari dalam negeri.

Perhatian wisatawan ini juga menarik minat investor. Pertokoan yang dulunya terlihat kusam kini mulai bergairah kembali, dengan banyaknya pemodal besar yang menghadirkan berbagai jenama lokal maupun internasional. Namun, tantangan utama adalah memastikan agar manfaat ekonomi ini tidak hanya dirasakan oleh investor besar, tetapi juga masyarakat kecil.

Pemerintah Kota Malang berupaya membuka ruang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk ikut merasakan geliat ekonomi Kayutangan Heritage. UMKM diberikan tempat di titik-titik strategis, termasuk di area perkampungan sekitar kawasan utama.

"Pelaku UMKM membutuhkan ruang untuk berkembang. Kami berharap keberadaan mereka di Kayutangan dapat memberikan efek domino positif," kata Sutiaji. Dengan membuka peluang ini, pelaku UMKM diharapkan dapat naik kelas, meningkatkan skala usaha, dan menciptakan lapangan kerja baru.

Bagi wisatawan, terutama dari kalangan menengah ke bawah, konektivitas antarobjek wisata menjadi daya tarik tersendiri. Kayutangan Heritage tidak hanya berdiri sendiri, tetapi juga dapat menjadi titik awal bagi wisatawan yang ingin menjelajahi destinasi lain di Malang Raya, seperti Kota Batu dan Kabupaten Malang.

Melalui pendekatan ini, Kayutangan Heritage tidak hanya menjadi pusat bisnis baru, tetapi juga wahana untuk mendongkrak perekonomian Kota Malang secara keseluruhan. Upaya ini menciptakan harapan baru bagi semua pihak, dari pelaku UMKM hingga wisatawan yang ingin merasakan suasana bersejarah yang kini telah diperbarui dengan sentuhan modern.

Dengan segala potensi yang dimiliki, Kayutangan Heritage kini menjadi lebih dari sekadar kawasan bersejarah. Ia menjadi simbol transformasi yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan Kota Malang.

***
Dapatkan informasi berita Indonesia terkini viral terbaru 2025, trending dan terpopuler hari ini dari media online TAJAM.net melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter