TfO0TSd7GpM9TSM9TpOiTpA8Gd==

Terpapar Polusi Udara Sejak Kecil Bisa Tingkatkan Risiko Masalah Pernapasan Saat Dewasa

Terpapar Polusi Udara Sejak Kecil Bisa Tingkatkan Risiko Masalah Pernapasan Saat Dewasa
Ilustrasi. Terkena paparan polusi sejak kecil dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan di masa dewasa. (Dok. Canva)

TAJAM.NET - Penelitian terbaru dari Keck School of Medicine di Universitas Southern California (USC) mengungkapkan bahwa paparan polusi udara sejak kecil memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan paru-paru di masa dewasa.

Dampak ini berkaitan erat dengan masalah pernapasan yang terus berlanjut hingga dewasa, berdasarkan studi komprehensif yang melibatkan warga California Selatan.

Polusi udara sudah lama dikaitkan dengan berbagai penyakit serius seperti stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, pneumonia, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Namun, penelitian ini memberikan pandangan baru tentang bagaimana paparan polusi udara pada masa kanak-kanak dapat memicu masalah pernapasan yang menetap hingga dewasa.

Salah satu kondisi yang sering muncul akibat polusi udara adalah bronkitis, terutama bagi mereka yang sejak kecil telah terpapar lingkungan dengan kualitas udara yang buruk.

Menurut penulis korespondensi dari penelitian ini, Erika Garcia, dampak polusi udara pada kesehatan anak-anak bisa berlanjut hingga masa dewasa.

"Kami menduga bahwa dampak yang dapat diamati pada kesehatan pernapasan anak-anak ini akan menjelaskan hubungan antara paparan polusi udara pada anak-anak dan kesehatan pernapasan saat dewasa. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa paparan polusi udara pada anak-anak memiliki dampak yang lebih halus pada sistem pernapasan kita yang masih berdampak pada kita di masa dewasa," jelas Garcia, seperti dilaporkan oleh laman Medical Daily.

Penelitian ini didasarkan pada Children's Health Study, yang melibatkan 1.308 peserta dari kawasan California Selatan. Studi ini melacak perkembangan kesehatan mereka sejak usia sekolah hingga dewasa.

Pada usia rata-rata 32 tahun, para peserta diminta melaporkan gejala pernapasan seperti bronkitis, batuk kronis, dan hidung tersumbat dengan dahak yang tidak terkait dengan flu. Dari hasil evaluasi, sekitar 25 persen peserta melaporkan mengalami gejala bronkitis dalam satu tahun terakhir.

Menariknya, meskipun beberapa peserta sudah menunjukkan gejala asma atau bronkitis sejak kecil, penelitian ini menemukan bahwa paparan polusi udara di masa kanak-kanak tetap memberikan kontribusi terhadap gejala bronkitis pada masa dewasa.

Fakta ini menegaskan bahwa polusi udara berdampak jangka panjang pada kesehatan paru-paru seseorang, bahkan setelah faktor lain diperhitungkan.

Para peneliti mengidentifikasi dua jenis polutan utama yang berdampak buruk terhadap kesehatan pernapasan anak-anak hingga dewasa. Jenis pertama adalah partikel halus yang berasal dari debu, serbuk sari, abu kebakaran hutan, emisi industri, dan gas buang kendaraan. Partikel halus ini sering kali sulit dihindari karena tersebar luas di udara, terutama di daerah perkotaan.

Polutan kedua yang diidentifikasi adalah nitrogen dioksida (NO2), yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dari kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal, dan pembangkit listrik.

NO2 diketahui dapat merusak fungsi paru-paru dan memperburuk kondisi kesehatan pernapasan, terutama bagi anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya masih berkembang.

Anak-anak lebih rentan terhadap dampak polusi udara dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh perkembangan sistem pernapasan dan kekebalan tubuh yang belum sempurna, serta fakta bahwa mereka menghirup lebih banyak udara relatif terhadap berat badan mereka dibandingkan orang dewasa.

Ini berarti bahwa anak-anak secara alami akan terpapar lebih banyak polutan ketika tinggal di lingkungan dengan kualitas udara yang buruk.

"Studi ini menyoroti pentingnya menurunkan polusi udara, terutama paparan selama periode kritis masa kanak-kanak. Karena hanya ada sedikit yang dapat kita lakukan sebagai individu untuk mengendalikan paparan kita, kebutuhan untuk melindungi anak-anak dari dampak buruk polusi udara sebaiknya ditangani di tingkat kebijakan," kata Garcia.

Hal ini menekankan pentingnya tindakan preventif dari pemerintah dan pembuat kebijakan untuk mengurangi polusi udara, terutama di area-area yang memiliki tingkat polusi tinggi.

Dari hasil penelitian ini, jelas bahwa paparan polusi udara sejak usia dini memiliki dampak besar pada kesehatan pernapasan di masa depan. Meskipun individu tidak memiliki banyak kendali langsung atas lingkungan sekitar, langkah-langkah kebijakan dan regulasi dapat menjadi solusi penting dalam mengurangi risiko kesehatan, khususnya bagi generasi muda.

Mengutip jurnal di Pafibekasi.org, penurunan polusi udara tidak hanya akan memberikan manfaat jangka pendek bagi kesehatan, tetapi juga akan melindungi kesehatan generasi berikutnya di masa mendatang.

Penelitian ini menegaskan bahwa polusi udara adalah ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama anak-anak. Dengan menyoroti hubungan jangka panjang antara paparan polusi udara dan masalah pernapasan di masa dewasa, diharapkan penelitian ini dapat mendorong kebijakan yang lebih tegas dalam mengatasi masalah polusi udara di seluruh dunia.

Advertisement
Advertisement
Dapatkan informasi berita Indonesia terkini viral terbaru 2024, trending dan terpopuler hari ini dari media online TAJAM.net melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter

close