Stella Christie (Dok. Ist) |
Tajam.net - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menjelaskan mengapa industri berbasis teknologi di Indonesia masih terbatas.
Menurut Stella, hal ini karena sains dan teknologi belum benar-benar terintegrasi dalam sistem perguruan tinggi di Indonesia.
Stella menyebut bahwa negara Indonesia sebenarnya kaya akan sumber daya manusia dan alam, namun industri teknologi masih sedikit berkembang.
"Negara kita yang begitu kaya, kaya SDM, kaya sumber daya, itu kita kok minim industri berbasis teknologi. Nah itu kita harus bercermin. Mengapa begitu?" ujar Stella Stella
Ia menilai bahwa perguruan tinggi belum cukup diarahkan pada sains dan teknologi sehingga hasilnya belum terlihat nyata untuk industri.
Menurutnya, ada kesenjangan antara pengajaran di perguruan tinggi dengan perkembangan ilmu sains dan teknologi, terutama karena dosen masih kurang didorong dan difasilitasi untuk melakukan penelitian.
Idealnya, kata Stella, penelitian harus menjadi prioritas utama bagi dosen, diikuti dengan kegiatan mengajar.
Stella mengungkapkan, beberapa negara seperti Amerika Serikat dan China bahkan menerapkan sistem yang mendorong dosen untuk aktif meneliti.
Di sana, dosen bisa terkena pemotongan gaji jika tidak melakukan penelitian. Dengan cara ini, para mahasiswa bisa lebih cepat terpapar ilmu terbaru langsung dari dosen yang aktif mengembangkan pengetahuan baru.
Sebagai langkah awal, Stella berencana memperbaiki ekosistem riset di Indonesia agar perkembangan sains dan teknologi semakin maju.
Meski begitu, ia menyadari bahwa perubahan ini membutuhkan dukungan banyak pihak dan tidak bisa dilakukan oleh satu kementerian saja.
"Tapi Pak Prabowo berpesan kita harus membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Jadi kita akan berlari mengarah ke sana. Bagaimana kita merangkul sains dan teknologi, perkembangan sains dan teknologi itu langsung berada di universitas," imbuhnya