TfO0TSd7GpM9TSM9TpOiTpA8Gd==

Paparan Polusi Udara Jangka Panjang Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Paparan Polusi Udara Jangka Panjang Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Ilustrasi. Polusi udara akibat asap knalpot kendaraan. (Dok. Canva)

TAJAM.NET - Polusi udara telah menjadi salah satu ancaman serius bagi kesehatan manusia, terutama ketika terpapar dalam jangka waktu yang lama.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa paparan polusi udara yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.

Menurut Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan dari Eka Hospital BSD, Astri Indah Prameswari, bahkan partikel-partikel kecil yang tersebar di udara tercemar mampu memicu risiko kanker paru-paru.

"Bahkan partikel-partikel kecil dalam udara yang tercemar dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru," ujarnya dalam keterangan di Tangerang pada Rabu.

Selain mempengaruhi organ jantung dan pembuluh darah, polusi udara juga dapat memperburuk kondisi gangguan pernapasan yang telah ada, seperti asma, bronkitis, serta Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Dokter Astri menambahkan bahwa Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah salah satu penyakit yang kerap dikaitkan dengan kualitas udara yang buruk.

ISPA, jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, berpotensi memicu komplikasi serius, seperti radang paru (pneumonia) hingga gangguan pada jantung akibat masalah pada pembuluh darah.

"ISPA adalah infeksi pada saluran pernapasan atas dan bawah. Gejalanya antara lain batuk kering atau batuk, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, nyeri kepala atau pusing, sesak nafas, dan demam," jelasnya.


Polusi udara Jakarta masih mengkhawatirkan

Kualitas udara di Jakarta terus menjadi sorotan. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara, IQAir, pada 3 Juli 2024 pukul 05.00 WIB, kualitas udara di Jakarta tercatat berada pada level 209.

Konsentrasi polutan PM 2,5 di ibu kota mencapai angka 134 mikrogram per meter kubik, atau 26,8 kali lebih tinggi dari nilai panduan tahunan kualitas udara yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Jika dibandingkan dengan beberapa wilayah lain di Indonesia, Jakarta menempati peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk. Tangerang Selatan di Banten berada di posisi kedua dengan indeks 190, sementara Medan di Sumatera Utara mencatat angka 153.

Tingginya tingkat polusi udara ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kasus penyakit pernapasan akut, namun juga dapat memicu berkembangnya penyakit lain yang lebih serius jika dibiarkan.

"Tingkat polusi udara yang tinggi bisa memicu penyakit infeksi saluran pernafasan akut. Jika dibiarkan, bisa berujung pada penyakit yang lebih parah," tambah Astri.


Langkah-langkah perlindungan dari polusi udara

Menyadur artikel Pafibondowoso.org, adapun langkah untuk melindungi diri dari dampak buruk polusi udara, salah satu langkah yang paling sederhana dan efektif adalah dengan menggunakan masker ketika berada di luar ruangan. Menutup hidung dan mulut dengan masker dapat membantu mencegah partikel polutan masuk ke dalam tubuh.

Selain penggunaan masker, kebiasaan menjaga kebersihan diri juga menjadi faktor penting dalam melindungi tubuh dari efek polusi udara. Salah satunya dengan rajin mencuci tangan setelah beraktivitas di luar rumah, karena kuman dan bakteri sangat mudah menempel pada tangan.

Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri adalah kunci utama dalam meminimalisir dampak negatif polusi udara terhadap kesehatan. Dengan langkah-langkah sederhana ini, kita bisa melindungi diri dari berbagai risiko penyakit yang dipicu oleh kualitas udara yang buruk.

***
Dapatkan informasi berita Indonesia terkini viral terbaru 2025, trending dan terpopuler hari ini dari media online TAJAM.net melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter