TfO0TSd7GpM9TSM9TpOiTpA8Gd==

Terungkap! Ini Biang Kerok Gen Z Terlilit Pinjol dan Judol

Terungkap Ini Biang Kerok Gen Z Terlilit Pinjol dan Judol!
Ilustrasi. Gen Z dalam jeratan pinjol dan judol.

TAJAM.NET - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini mengemukakan bahwa masih banyak generasi Z yang terjerat dalam pinjaman online dan judi online.  Hal ini disebabkan oleh tingkat literasi keuangan yang rendah pada generasi tersebut. 

"Tadi usia 15 sampai 17 tahun itu rentan, tingkat literasinya rendah inklusinya rendah. Itu banyak sekali menjadi korban pinjol, anak anak juga masuk ke judi online. Yang formal paylater, produk itu formal, benar, penggunaannya mereka tidak well literate, akhirnya anak-anak muda terjerat utang yang sangat menyusahkan masa depan mereka," ungkap wanita yang akrab disapa Kiki dalam konferensi pers dilansir dari detikFinance  (2/8/2024).

Gen Z yang masih minim pengetahuan akan keuangan cenderung mengambil jalan pintas untuk memenuhi gaya hidupnya.

"Misalnya mereka butuh sesuatu untuk memenuhi FOMO dan YOLO, tetapi mereka nggak financially literate. Ini bahaya. Saya dapat info, anak-anak mudah ini yang terjerat pinjol dan kemudian beranak (utangnya), itu karena ketika dia makan di cafe dengan gaya hidupnya, tiba-tiba tahu nggak cukup uangnya. Dengan jempol yang cepat pinjam online yang cair dalam waktu 15 menit. Itu ternyata menggulung (utangnya) dan terjerat dalam utang," ungkap Kiki.

Menanggapi hal ini, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, menekankan pentingnya pemahaman terhadap konsekuensi masa depan dari penggunaan pinjaman online dan judi online secara sembarangan. OJK sendiri telah mencatat pinjaman online dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

"Anak-anak muda ini harus kita bimbing. OJK akan memasukkan data termasuk data data pinjol ke SLIK, semua akan masuk dan akan terhubung. Kalau tidak perform akan ter-capture, dan akan membahayakan dalam mereka daftar kerja atau melakukan hal hal lain," tuturnya.

Untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, OJK bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) meluncurkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK). 

Berdasarkan hasil pengukuran SNLIK pada tahun 2024, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43% dan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%.

SNLIK tahun 2024 juga memperlihatkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah. Hasilnya menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan syariah penduduk Indonesia sebesar 39,11%, sedangkan indeks inklusi keuangan syariah hanya sebesar 12,88%.

Berdasarkan kelompok umur, kelompok usia 15-17 tahun dan 51-79 tahun memiliki indeks literasi keuangan terendah, yakni masing-masing 51,70% dan 52,51%. 

Sementara itu, kelompok usia 26-35 tahun, 36-50 tahun dan 18-25 tahun memiliki indeks literasi keuangan tertinggi, yakni masing-masing 74,82%, 71,72%, dan 70,19%.

Dalam hal inklusi keuangan, kelompok usia 26-35 tahun, 36-50 tahun, dan 18-25 tahun juga menunjukkan indeks tertinggi, dengan masing-masing nilai indeks sebesar 84,28%, 81,51%, dan 79,21%. 

Itu menunjukkan bahwa pemahaman terhadap literasi keuangan dan inklusi keuangan sangat penting bagi generasi muda untuk memastikan masa depan mereka yang stabil dan aman.

togel

Advertisement
Advertisement
Dapatkan informasi berita Indonesia terkini viral terbaru 2024, trending dan terpopuler hari ini dari media online TAJAM.net melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter

close