 |
| Logo meta (Dok. Ist) |
TAJAM.NET - Pada Kamis lalu, kabar menarik tersebar dari Engadget. Meta, perusahaan induk Instagram, telah membagikan akses data kepada sekelompok peneliti di Amerika Serikat guna membahas dampak media sosial.
Tujuannya adalah untuk melakukan analisis independen mengenai dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental pengguna muda.
Program ini diberi nama "Instagram Data Access Pilot for Well-Being Research" dan diinisiasi bersama Center for Open Science (COS). Para peneliti akan menggunakan data Instagram dalam jangka waktu enam bulan untuk mengkaji berbagai aspek terkait.
Selain meneliti dampak media sosial pada remaja, penelitian ini juga akan melihat perbedaan dampak positif dan negatif di berbagai populasi masyarakat dunia. Mereka juga akan mendalami faktor-faktor yang memengaruhi keterkaitan Instagram dengan kesehatan emosional dan sosial pengguna.
Data yang diberikan Meta kepada peneliti meliputi informasi mengenai pengikut dan akun yang diikuti pengguna, serta durasi penggunaan aplikasi. Namun, data demografi pengguna serta konten unggahan dan komentar tidak termasuk di dalamnya.
Upaya ini sejalan dengan perhatian yang semakin besar terhadap dampak media sosial pada kesehatan mental, khususnya di kalangan remaja.
Hal ini mencuat setelah seorang mantan eksekutif Facebook bersaksi di Senat AS, menginformasikan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh platform mereka.
"Pengalaman saya, setelah mengirim email itu dan melihat apa yang terjadi setelahnya, mereka tahu ada hal-hal yang dapat mereka lakukan tentang hal itu tetapi mereka memilih untuk tidak melakukannya sehingga kami tidak dapat mempercayai mereka dengan anak-anak kami," kata Arturo
Selain itu, sebulan sebelumnya, 41 negara bagian di AS juga mengajukan gugatan terhadap Meta terkait dugaan penyesatan publik soal potensi kecanduan Facebook dan Instagram di kalangan remaja
